Gambar Sampul Biologi · h_Bab 8 Sistem Regulasi Manusia
Biologi · h_Bab 8 Sistem Regulasi Manusia
Eva Latifah Hanum dkk

23/08/2021 13:04:27

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sistem Regulasi Manusia

205

Sistem Regulasi Manusia

Bab VIII

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:

1.

menjelaskan struktur dan fungsi saraf, endokrin, dan indra;

2.

menjelaskan proses bekerjanya saraf, endokrin, dan indra;

3.

mendeskripsikan proses regulasi;

4.

memprediksi penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada saraf, endokrin, dan indra;

5.

mengomunikasikan pengaruh narkoba terhadap kelainan/penyakit saraf.

Sistem Regulasi Manusia

205

Sumber

:

Biology The Unity and Diversity of Liffe,

Starr Taggart

206

Biologi Kelas XI SMA dan MA

PETA KONSEP

mengatur

menghasilkan

meliputi

mengatur

menentukan

menentukan

memengaruhi

terdiri atas

yaitu

yaitu

antara lain

terdapat pada

Sistem Regulasi

Sistem

Endoktrin

Sistem

Saraf

Saraf

Tepi

Tingkah

Laku

Keseimbangan

Internal

Reproduksi

Pertumbuhan

Gerak

Saraf

Pusat

Saraf

Otonom

Lidah

Telinga

Hidung

Mata

Saraf

Kranial

Saraf

Spinal

Sumsum

Tulang Belakang

Otak

Sistem

Indra

Hormon

Respons Tubuh

Impuls

Saraf

Reseptor

Rangsang

Sistem Regulasi Manusia

207

D

alam kehidupan sehari-hari kita melakukan berbagai aktivitas yang

ada kaitannya dengan kebutuhan hidup ataupun dalam rangka

merespons setiap bentuk rangsangan yang datang dari luar. Pada saat

temperatur udara di sekitar kita meningkat, udara terasa panas, kita merasa

gerah, kemudian kita berkeringat. Tangan kita secara otomatis mengambil

apa saja yang dapat berfungsi sebagai kipas. Ketika kita merasa haus, kaki

kita bergerak mendekati tempat untuk minum. Jika kulit terasa gatal, tangan

langsung menggaruk kulit yang gatal tersebut. Bayangkan seandainya

bagian-bagian tubuh kita tidak bekerja dengan harmonis dan sinergis seperti

yang diceritakan di atas. Ketika kita merasa haus, kaki tidak bergerak ke

tempat minum, atau ketika kulit terasa gatal, tangan diam saja tidak

menggaruk. Kita juga sudah biasa melihat bayi yang semakin lama semakin

besar mengalami pertumbuhan, kemudian berkembang menjadi orang

dewasa. Semua kegiatan hidup tersebut ada yang mengaturnya. Ada yang

mengontrol melalui sistem internal, dan pengaturan respons eksternal.

Manusia memiliki dua sistem komunikasi pengaturan respons tubuh,

yaitu

sistem saraf

dan

sistem endokrin

. Sistem saraf mengatur pengiriman pesan

cepat melalui sel-sel saraf (neuron) untuk merangsang pergerakan bagian-

bagian tubuh sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, sedangkan

sistem endokrin mengatur pengiriman sinyal secara lambat, melalui zat kimia

yang disebut hormon. Hormon mengalir di dalam darah, dikeluarkan oleh

kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Sistem kerja hormon secara kimiawi

mengatur proses-proses biologis, misalnya proses pertumbuhan. Apakah

sistem saraf dan sistem endokrin bekerja bersama-sama mengatur tubuh kita?

A. Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem yang menyebabkan kita dapat berbicara,

tertawa, berlari, duduk, bekerja, dan melakukan serangkaian kegiatan lainnya

yang berlangsung secara harmonis. Bahkan ketika kita sedang tidur pun,

sistem saraf menjaga denyut jantung terus berdetak, paru-paru terus bernapas.

Kita dapat menggaruk dalam keadaan tidak sadar (sedang tidur), dapat

membalikkan badan jika otot tubuh terasa tidak nyaman dan seterusnya.

Perasaan sedih dan bahagia pun ada kaitannya dengan sistem saraf.

1. Sel Saraf

Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf (neuron), yang bentuk dan

fungsinya berbeda-beda. Sel saraf memiliki tugas khusus untuk menghantar

impuls. Seperti yang sudah kita pelajari pada Bab 2, setiap sel saraf terdiri

208

Biologi Kelas XI SMA dan MA

atas badan sel saraf yang berisi inti sel, neurit (akson), yaitu serabut yang

keluar dari badan sel dengan panjang yang berbeda-beda (sampai 2 meter

pada beberapa jenis hewan). Neurit berfungsi sebagai tempat merambatnya

impuls dari badan sel. Selain badan sel dan neurit, sel saraf memiliki

dendrit

,

serabut tempat masuknya rangsang dan merambatnya impuls ke badan sel.

Sel saraf ada tiga macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan

sel saraf penghubung. Bentuknya dapat kamu lihat pada Gambar 8.1, 8.2,

dan 8.3.

a.

Sel saraf sensorik, bekerja me-

nerima rangsang dari luar untuk

dilanjutkan ke sel saraf berikut-

nya. Sel saraf sensorik memiliki

badan sel yang letak-nya berada

di luar pusat saraf, yaitu di

seluruh bagian tubuh yang dapat

disentuh oleh rangsang, misal-

nya, di bagian kulit dan di

pancaindera. Di kiri kanan

sumsum tulang belakang, saraf

sensorik berkumpul dalam

bentuk

ganglion

.

b.

Sel saraf motorik, bekerja me-

nerima rangsang atau p

esan

dari

pusat saraf (otak dan sumsum

tulang belakang) dan meram-

batkan impulsnya ke efektor.

Efektor, yaitu bagian tubuh yang

melakukan kontraksi sebagai

respons terhadap rangsang. Sel

saraf motorik memiliki badan sel

yang terletak di dalam pusat

saraf. Dendritnya pendek, tetapi

neuritnya panjang.

c.

Sel saraf penghubung, terletak di

pusat saraf. Bekerja menghu-

bungkan sel-sel saraf tepi (sen-

sorik ataupun motorik).

Gambar 8.1

sel saraf sensorik

Gambar 8.3

sel saraf penghubung

Sumber:

Biology

, Barrett

selubung mielin

akson (neurit)

soma

(badan sel

saraf)

dendrit

akson

dendrit

soma

Sumber:

Biology

, Barrett

Gambar 8.2

sel saraf motorik

dendrit

soma (badan sel

saraf)

akson neurit

selubung

mielin

otot

Sumber:

Biology

, Barrett

Sistem Regulasi Manusia

209

Sel saraf penghubung bentuknya pendek. Neurit dan dendrit ukurannya

sama. Dendritnya membentuk hubungan dengan ujung saraf sensorik,

membentuk hubungan dengan dendrit saraf motorik. Saraf penghubung

menerima impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian menyampaikan impuls

tersebut ke pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf

menjadi sebuah pesan, pesan tersebut disampaikan oleh saraf penghubung

melalui aksonnya kepada saraf motorik (Gambar 8.4).

Gambar 8.4

(a) Bentuk sel saraf penghubung (b) Posisi saraf penghubung dalam pusat

saraf

Sumber:

Biology

, Barrett

2. Impuls

Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif

mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada

rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial

aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut

impuls

yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf

atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya

rangsang.

3. Sinapsis

Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat

datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung,

sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke

efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis. Coba kamu amati

contoh sinapsis pada Gambar 8.5

jarum

kulit

sensorik saraf

akar dorsal

otot

saraf

motorik

akar ventral

sinaps

saraf

penghubung

sumsum

belakang

saluran

pusat

badan

kelabu

sel saraf

penghubung

(b)

(a)

210

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Ujung neurit bercabang-cabang,

dan ujung cabang yang berhubungan

dengan sel saraf lain membesar

disebut bongkol sinaps (knob).

Pada hubungan dua sel saraf

yang disebut sinaps tersebut, di-

laksanakan dengan melekatnya neurit

dengan dendrit atau dinding sel.

Jika impuls sampai ke bongkol

sinaps pada bongkol sinaps akan

disintesis zat penghubung atau

neurotransmiter, misalnya zat

asetil-

kolin

. Perhatikan Gambar 8.6.

Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrit

yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah

itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim

kolin es-

terase

menjadi asetat dan kolin.

4. Selaput Mielin

Neurit dan dendrit dikelilingi oleh sel-sel Schwann. Sel-sel Schwann

membentuk membran plasma khusus yang disebut mielin (perhatikan

Gambar 8.7).

Gambar 8.5

Tiga macam tipe sinaps: a) akso somatik b) akso dendritik c) akso aksonik

Sumber:

Biology

, Barrett

Gambar 8.6

Bongkol sinaps

Sumber:

Biology

, Barrett

dendrit

dendrit

akson

sinaps

aksosomatik

sinap

aksodendritik

akson

sinap

aksoaksonik

akson

akson

(neurit)

bongkol

sinaps

(knob)

bongkol

sinaps

mitokndria

gelembung

sinaps

dendrit atau badan sel

celah

sinaps

⎛∅

akson

⎛∅

⎛∅

⎛∅

Sistem Regulasi Manusia

211

Tahukah kamu, apa fungsi selaput mielin? Selaput mielin berfungsi

sebagai isolator agar tidak terjadi hubungan pendek dari impuls.

5. Lengkung Refleks

Bagaimana sel-sel saraf membentuk sebuah gerak? Fungsi sistem saraf

dilaksanakan oleh sel-sel saraf dengan cara pengiriman impuls saraf tepi (saraf

sensoris) ke pusat saraf, kemudian dari pusat saraf melalui saraf tepi (saraf

motoris) ke bagian-bagian tubuh yang disebur

efektor

.

Pada Gambar 8.8 ditunjukkan sel saraf sensorik, sel saraf penghubung,

dan sel saraf motorik membentuk lengkung refleks. Refleks itu sendiri

merupakan satuan fungsional dari sistem saraf.

Gambar 8.7

Bagan sel Schwann pada neurit atau dendrit

Sumber:

Biology

, Barrett

Gambar 8.8

Pengiriman impuls saraf

Sumber:

Biology

, Barrett

dilihat penampang

melintangnya

inti sel

+

+

==

sel schwann

neurilemma

dendrit atau neurit

selaput mielin

akson

sel schwan

neurilemma

saraf motorik

saraf sensorik

saraf penghubung

kulit

efektor

212

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Gerak refleks tidak disadari,

disebabkan oleh rangsang yang kuat.

Sebagai contoh yang diperlihatkan

pada Gambar 8.9, jika kita menginjak

bara api atau benda tajam, kaki akan

diangkat sebelum rasa panas atau

sakit menjalar. Mengapa demikian?

Coba kamu jelaskan

!

Gambar 8.9

Lengkung refleks

Sumber:

Biology

, Barrett

6. Saraf pusat

Saraf pusat ada dua, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya

merupakan pusat regulasi seluruh aktivitas tubuh, baik gerak tubuh maupun

reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

a. Otak

Pada masa embrio otak berkembang dengan bagian-bagian:

1)

otak depan, disebut

serebrum

;

talamus, hipotalamus, dan hipofisis

;

2)

otak tengah berisi lobus optikus (pusat penglihatan pada vertebrata

rendah)

3)

otak belakang terdiri atas serebelum dan medulla oblongata.

Perhatikan perbandingan struktur otak vertebrata rendah dengan struktur

otak vertebrata tingkat tinggi, pada Gambar 8.10 berikut ini.

(b) struktur otak manusia

serebellum

medula oblongata

pons

hipofisis

pusat

pembau

XI

X

IX

VII

VI

VIII

(a) struktur otak ikan

lobus optik

serebrum

pusat pembau

serebellum

V + VII

IV

III

pituitari (hipofisis)

VI

VIII

IX + X

sumsum penyambung

saraf intermediat

sumsum

belakang

saraf

motorik

saraf

sensorik

otot

kontraksi

dan

menarik

kaki

stimulus

Sistem Regulasi Manusia

213

Pada otak ikan, otak depan, otak tengah, dan otak belakang masih jelas.

Pada mamalia (misalnya otak manusia), serebrum berkembang paling besar,

mendominasi bagian-bagian lainnya, dan menutupi bagian-bagian otak

lainnya.

Lobus optikus fungsinya pindah ke otak besar dan ukurannya mengecil,

disebut

korpora quadrigemina

. Demikian pula fungsi bagian-bagian lain, hampir

semua pindah ke otak besar. Hanya serebelum yang tinggal. Dengan

demikian, pada otak mamalia yang kelihatan jelas adalah otak besar atau

serebrum, otak kecil (serebelum), dan medulla oblongata.

Fungsi Otak

Seperti telah dinyatakan di depan, saraf pusat merupakan pengatur

seluruh kegiatan tubuh. Di otak, terdapat dua belas pasang saraf pengatur

kegiatan tubuh, sedangkan di sumsum tulang belakang ada 31 pasang saraf

pengatur aktivitas tubuh.

a)

Fungsi batang otak

Awal pembentukan otak adalah batang otak (kadang-kadang disebut

otak bagian bawah). Ada 3 bagian batang otak, yaitu

medula oblongata

,

pons

, dan

otak tengah

. Ketiganya berfungsi dalam penyesuaian dengan

kondisi lingkungan luar tubuh, pergerakan, penghantaran, dan

pengiriman informasi ke pusat otak yang lebih tinggi.

Medulla oblongata berfungsi mengatur pernapasan, jantung, aktivitas

pembuluh darah, proses menelan, muntah, dan pencernaan. Pons

berfungsi sama dengan medulla oblongata, terutama dalam pengaturan

pusat pernapasan di medula. Seluruh akson saraf sensoris dan motoris

Gambar 8.10

Struktur otak

Sumber:

Biology

, Barrett

(a) struktur otak ikan

(a) struktur otak manusia

struktur otak manusia

dilihat dari atas

struktur otak hiu

dilihat dari atas

serebrum

lobus optikus

serebelum

medula oblongata

214

Biologi Kelas XI SMA dan MA

yang mengatur lalu lintas informasi dan instruksi wilayah otak bagian

atas akan melewati batang otak, diatur oleh pons dan medula. Selain itu,

pons dan medula mengatur koordinasi gerakan tubuh, misalnya berjalan.

Otak tengah berfungsi sebagai pusat penerimaan berbagai jenis

informasi dari sel saraf sensorik, sebagai pusat proyeksi informasi untuk

dikirim ke otak depan (serebrum). Nukleus pada otak tengah berperan

dalam sistem pendengaran (auditori) dan refleks penglihatan (visual).

Pusat penglihatannya sendiri sudah terintegrasi dalam serebrum.

b) Fungsi serebelum

Bagian otak berikutnya, yaitu serebelum atau biasa disebut otak kecil.

Fungsi utamanya adalah mengoordinasi pergerakan, posisi persendian

dan panjang otot, menerima informasi dari sistem auditori dan visual.

Serebelum juga menerima pemberitahuan dari serebrum melalui saraf

motorik, untuk melakukan berbagai tindakan sehingga terjadi

koordinasi antara gerakan dan keseimbangan. Banyak respons motoris

yang dikoordinasi oleh serebelum.

c)

Fungsi serebrum

Serebrum merupakan bagian otak yang ukurannya paling besar. Di

dalamnya terdapat talamus, hipotalamus, dan hipofisis. Talamus

merupakan pusat penerima informasi dari saraf sensorik yang menuju

ke serebrum, dan menjadi pusat pengeluaran informasi melalui saraf

motoris yang meninggalkan serebrum. Ibarat pintu, talamus adalah pintu

informasi bagi serebrum. Informasi dari semua indra diseleksi dalam

talamus untuk segera dikirimkan ke pusat otak bagian atas untuk

diinterpretasi lebih lanjut. Hipotalamus merupakan pintu serebrum yang

mengatur emosi dan sikap tubuh di saat jaga (terbangun), juga mengatur

penyesuaian tubuh terhadap lingkungan (homeostatis). Di dalam

hipotalamus terkandung hormon pituitari posterior dan hormon pituitari

inferior. Hipotalamus juga pengatur pusat lapar, haus, respons seksual,

perilaku kawin, respons semangat hidup, dan rasa nikmat. Hipotalamus

juga dapat mengatur jam biologis manusia.

Serebrum merupakan pusat integratif paling kompleks. Hampir

semua pusat pengaturan tubuh dilakukan oleh serebrum. Banyak

contohnya, seperti gerakan otot rangka, respons tubuh terhadap semua

indra, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan,

respons rasa sakit, dingin, panas, sentuhan, dan tekanan. Serebrum juga

mengatur kemampuan berbicara, bahasa, perhitungan, dan proses

pengolahan informasi yang cepat. Kemampuan-kemampuan tersebut

diatur oleh belahan serebrum kiri. Belahan kanan mengatur persepsi

melalui emosi dan bahasa serta tekanan suara, dan kreativitas.

Sistem Regulasi Manusia

215

b. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan atau kepanjangan dari

otak. Seperti halnya otak, sumsum tulang belakang tersusun atas jaringan

saraf, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokongnya, yaitu

neuroglia

atau

sel-sel glia

. Sumsum tulang belakang terletak di bagian punggung,

dilindungi dalam tulang-tulang belakang (vertebrata). Manusia memiliki

33 vertebra, 7 di leher, 12 di daerah belakang dada, 5 di pinggang, 5 di

panggul, dan 4 tulang ekor.

Coba kamu perhatikan Gambar 8.11, sumsum tulang belakang memiliki

bagian yang berwarna putih dan kelabu. Bagian kelabu membentuk huruf

H, tersusun dari badan sel saraf, neuroglia, dendrit, dan serabut-serabut saraf.

Karena tidak diselaputi mielin yang merupakan zat lemak, bagian ini

berwarna kelabu. Bagian putih merupakan jalur serabut saraf (kumpulan

neurit) yang bermielin. Sumsum tulang belakang berperan dalam koordinasi

aktivitas tubuh, terutama yang berhubungan dengan aktivitas otonom.

Gambar 8.11

Potongan melintang sumsum tulang belakang dan mekanisme pengaturan

aktivitas tubuh

7. Saraf Tepi

Saraf tepi adalah sel-sel saraf yang terletak di luar pusat saraf. Terdapat di

seluruh tubuh, baik otot, kelenjar, tulang, bahkan sel-sel tubuh. Saraf tepi

adalah perluasan atau percabangan dari otak dan sumsum tulang belakang.

Saraf tepi merupakan alat penyampai rangsang tubuh ke pusat saraf untuk

direspons. Ada tiga kelompok saraf tepi, yaitu:

a.

saraf kranial

;

b.

saraf spinal

;

c.

saraf otonom.

badan putih

saluran pusat

badan kelabu

bagian depan

sinapsis

badan kelabu

ganglion akar dorsal

akar dorsal dari serabut saraf

neuron sensorik

serabut saraf spinal

puting pengecap

ujung saraf bebas

kelenjar

otot

efektor

reseptor

neuron

motor

Sumber:

Biology

, Barrett

216

Biologi Kelas XI SMA dan MA

a. Saraf Kranial

Dua belas pasang saraf keluar dari permukaan belakang otak manusia,

terdiri atas saraf sensorik dan saraf motorik. Dua belas pasang saraf kranial

ini menerima informasi dan mengendalikannya dalam bentuk aksi dari

berbagai organ dan bagian-bagian kepala, di antaranya mata, telinga, hidung,

lidah, dan wajah.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai saraf kranial dan organ-organ

yang dipengaruhinya, perhatikan Gambar 8.12.

Gambar 8.12

Saraf kranial dan organ-organ yang dipengaruhinya

otak besar

I

olfaktori

II optik

III okulomotor

VI troklear

IV abdusens

V trigeminal

VII fasial

VIII akustik

IX glosofaringeal

X vagus

XI aksesorius

XII hipoglosal

Sumber:

The Study of Biology

, Baker

Sistem Regulasi Manusia

217

Meskipun saraf kranial tampaknya hanya merespons rangsang di sekitar

kepala, ada beberapa pasang saraf yang merespons kotak suara, pangkal

tenggorokan, detak jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan. Kamu dapat

membacanya pada tabel berikut.

Tabel 8.1

Nomor, nama, jenis, dan fungsi saraf kranial

No.

Nama Neuron

Jenis

Neuron

Hal yang Diatur

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XII

b. Saraf Spinal

Sumsum tulang belakang mem–

bentuk banyak pasangan saraf. Pada

manusia terdapat 31 pasang saraf.

Setiap pasang saraf keluar dari celah

yang terbentuk antara 2 vertebra.

Setiap pasang saraf ini meres–

pons rangsang kegiatan tubuh, di

luar daerah kepala. Seluruh saraf spi-

nal merupakan gabungan saraf

sensorik (aferen) dan motorik

(eferen). Saraf spinal berhubungan

dengan sistem kerja saraf otonom

(Gambar 8.13).

olfaktorius

optikus

okulomotorus

troklearis

trigeminus

abdusen

fasialis

vestibuloakustikus

glosofaringus

vagus

aksesorius

hipoglosus

sensorik

sensorik

motorik

motorik

motorik

sensorik

motorik

motorik

sensorik

sensorik

motorik

sensorik

motorik

sensorik

motorik

motorik

penciuman

melihat

mengering

mengunyah

menggerakkan bola mata

sakit, tekanan, pedas dan suhu

menggerakkan bola mata

mimik muka

mengecap

keseimbangan dan mendengar

menelan

mengecap

menelan, sekresi getah

lambung sakit dan lapar

bicara, menggerakkan kepala

bicara, mengunyah, menelan

Gambar 8.13

Susunan saraf spinal

Sumber:

Biology

, Barrett

saraf

kelompok

spinal

tulang

kelangkang

otak

tulang tengkorak

saraf-saraf

dileher

saraf-saraf pinggang

saraf di

tulang ekor

saraf tulang

kelangkang

saraf tulang

belakang

Sumber:

Biology

, Barrett

218

Biologi Kelas XI SMA dan MA

c. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh kinerja saraf-saraf motorik yang

terdapat pada sumsum tulang belakang dan beberapa saraf kranial yang

mengatur gerakan-gerakan dalam tubuh, seperti gerakan otot jantung,

gerakan otot-otot saluran pencernaan, dan sekresi hormon dan enzim oleh

kelenjar. Kamu dapat melihat secara lengkap sistem saraf otonom yang mengatur

kerja organ-organ tubuh secara kinetis dan hormonal pada Gambar 8.14.

sistem saraf parasimpatetik

sistem saraf simpatetik

iris

kelenjar

ludah

hati

paru-paru

organ pencernaan

kelenjar

usus besar

kantung

kemih

alat

kelamin

iris

kelenjar

ludah

hati

paru-paru

organ pencernaan

kelenjar

adrenal

usus besar

kantung

kemih

alat

kelamin

Gambar 8.14

Sistem saraf otonom

Sumber:

Essentials of Biology

, Hopson

Sistem Regulasi Manusia

219

Sistem saraf otonom bekerja di bawah kontrol

saraf tak sadar

. Ada dua

macam sistem saraf otonom yang bekerja

antagonis

. Pertama, sistem saraf

parasimpatetik, sel-sel sarafnya berasal dari sumsum tulang leher dan

sumsum ruas terbawah tulang belakang. Kedua, sistem saraf simpatetik,

sel-sel sarafnya keluar dari sumsum bagian tengah ruas-ruas tulang belakang.

Pada umumnya, kedua sistem saraf otonom ini bekerja pada organ yang

sama, misalnya, sistem simpatetik mengeluarkan hormon

norepinephrin

meningkatkan kecepatan denyut jantung, maka sistem parasimpatetik

mengeluarkan hormon asetilkolin yang memperlambat denyut jantung

akibat kerja hormon norepinephrin.

8. Obat-obatan yang Memengaruhi Sistem Saraf

Dewasa ini semakin marak penyalahgunaan obat-obatan narkotika. Para

pengguna narkotika tidak peduli lagi terhadap efek obat-obatan tersebut.

Awalnya obat-obatan tersebut memberi pengaruh nikmat pada tubuh. Akan

tetapi, pengaruh tersebut tidak seimbang dengan risiko yang akan ditanggung

oleh pengguna.

Sistem saraf, terutama kerja otak, mudah sekali dipengaruhi oleh obat-

obatan dan narkotika. Saat ini jenis obat yang dilarang penggunaannya secara

bebas disingkat manjadi Napza (Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif

lainnya). Berdasarkan efek terhadap tubuh, obat-obatan yang disalahgunakan

tersebut dibedakan menjadi empat golongan yaitu sebagai berikut.

a.

Sedatif

: bersifat menurunkan aktivitas normal otak, sehingga pemakai

merasa mengantuk. Obat golongan ini dikenal sebagai

obat tidur

.

Contohnya adalah valium.

b.

Stimulans

, bersifat mempercepat kerja otak sehingga menyebabkan

pemakai merasa kuat dan selalu berada dalam kondisi prima. Obat jenis

ini disebut juga

pep pills

atau pil semangat. Contoh golongan ini adalah

kokain.

c.

Halusinogen

, bersifat menimbulkan halusinasi (penghayalan). Halusinasi

adalah sesuatu yang dirasakan seseorang tetapi pada kenyataannya tidak

ada atau tidak terjadi. Contohnya adalah marijuana/ganja (

Cabbabis sativa

)

dan LSD (Lysegric Acid Diethylamide).

d.

Paintkiller

yaitu penahan rasa sakit. Obat ini memengaruhi (menekan)

bagian otak yang bertanggung jawab sebagai “pusat rasa sakit”.

Contohnya adalah

morfin

dan

heroin

yang diekstrak dari tumbuhan

Opium (

Papaver somniferum

).

Golongan obat-obatan tersebut jika digunakan sesuai petunjuk dokter

akan berfungsi sesuai dengan sifatnya. Sebaliknya, jika disalahgunakan akan

menimbulkan kecanduan obat (

drug addiction

). Kecanduan obat terjadi akibat

220

Biologi Kelas XI SMA dan MA

tubuh keracunan obat secara periodik atau kronis. Kecanduan obat sangat

merugikan pribadi individu yang bersangkutan serta masyarakat. Telah

banyak korban penyalahgunaan obat termasuk kalangan atlet yang

seharusnya menjadi figur masyarakat tentang tubuh yang sehat.

Ciri-ciri kecanduan obat antara lain sebagai berikut.

a.

Mempunyai keinginan, keperluan, atau keharusan untuk meneruskan

pamakaian Napza dan berusaha mendapatkannya dengan segala cara.

b.

Ada kecendrungan untuk menambah dosis pemakaian. Hal ini timbul

karena pemakaian yang berulang dapat menyebabkan menurunnya

kepekaan sehingga untuk memperoleh efek yang sama, penambahan

dosis obat harus dilakukan.

c.

Menimbulkan ketergantungan. Pemakai Napza suatu saat akan

merasakan kondisi fungsi-fungsi badan tidak sempurna apabila

pemakaian napza dihentikan. Oleh karena itu, untuk memelihara fungsi

badan agar selalu sempurna, pemakaiannya harus dilanjutkan.

Secara spesifik, efek penyalahgunaan obat-obatan terhadap sistem saraf,

yaitu menyebabkan beberapa gangguan sebagai berikut.

a.

Pendarahan otak (akibat penyalahgunaan kokain dan LSD).

b.

Gangguan jiwa (akibat penyalahgunaan shabu-shabu/

Metamfetamin

,

ekstasi, alkohol, LSD,

Thinner

, kokain, morfin, ganja, heroin/putaw,

Amfetamin

).

c.

Matinya sel saraf (akibat penyalahgunaan thinner).

d.

Kejang (akibat penyalahgunaan Metamfetamin/shabu-shabu, heroin,

putaw, ekstasi, LSD, morfin, amfetamin, dan kokain).

B. Struktur, Fungsi, dan Proses Sistem Endokrin

Sistem endokrin merupakan pengaturan fisiologi tubuh oleh hormon-

hormon, misalnya, pengaturan kadar gula dalam darah, pembebasan energi

melalui proses metabolisme, dan produksi air susu pada perempuan yang

sedang hamil. Hormon sering disebut sebagai

duta kimia

. Diproduksi oleh

jaringan atau organ tertentu sesuai dengan kebutuhan dan respons pada

jaringan dan organ di seluruh tubuh.

Hormon merupakan sejenis protein, disekresikan bila ada rangsangan yang

memicunya. Untuk hormon yang bekerja pada sistem koordinasi, kelenjarnya

tidak memiliki saluran khusus sehingga disebut kelenjar bantu. Hormon akan

mengalir ke sel-sel atau organ sasaran bersama darah, cairan limfe, dan cairan

ekstrasel. Hormon berpindah secara mengalir pula dari sel ke sel atau melalui

sinapsis. Jumlah hormon yang dibutuhkan tidak banyak, tetapi memiliki

kemampuan kerja yang besar untuk memelihara fungsi normal tubuh.

Sistem Regulasi Manusia

221

Letak Kelenjar Endokrin pada Manusia

Sistem hormon dikoordinasi oleh

kelenjar pituitari

yang dikenal sebagai

Master Gland. Kelenjar endokrin

yang ada dalam tubuh kita, yaitu

pituitari

/

hipofise

,

tiroid

,

paratiroid

,

timus

,

pankreas

, anak ginjal (

adrenal

),

testis

(pada laki-laki), dan

ovarium

(pada perempuan). Letak kelenjar

endokriin dapat kamu lihat pada

Gambar 8.15.

a. Kelenjar Hipofise

Kelenjar hipofise atau pituitari

menghasilkan hormon-hormonnya

berdasarkan rangsangan yang datang

dari hipotalamus. Contoh hormon

yang dihasilkan oleh kelenjar

hipofise adalah sebagai berikut.

1)

Hormon pertumbuhan

(

Growth Hormone

), berperan merangsang

pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh, terutama jaringan tulang rawan

pada ujung-ujung tulang panjang. Apabila sekresi hormon pertumbuhan

berlebihan, akan menyebabkan

gigantisme

dan

akromegali

. Gigantisme,

yaitu pertumbuhan raksasa, tinggi tubuh lebih dari tinggi rata-rata.

Akromegali, yaitu menebalnya tulang wajah dan memanjangnya tulang-

tulang jari.

2)

Gonadotropin

yang terdiri dari FSH (

Follikel Stimulating Hormone

) dan LH

(

Luteini ing Hormone

), dengan target kelenjar-kelenjar kelamin (ovarium

dan testis) agar memproduksi hormon-homonnya.

3)

Tirotropin

(

TSH

:

Tyroid Stimulating Hormone

), berfungsi merangsang

kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormonnya.

4)

ACTH

(

Adrenocorticotropic Hormone

), berfungsi merangsang kelenjar-

kelenjar anak ginjal untuk mensekresi hormon-hormonnya.

5) Prolaktin, berfungsi untuk merangsang kelenjar air susu agar

memproduksi ASI.

6)

MSH (

Melanosit Stimulating Hormone

), berfungsi merangsang aktivitas

melanosit.

Gambar 8.15

Letak kelenjar endokrin dalam tubuh

kelenjar pineal

hipotalamus

pituitari

paratiroid

tiroid

thimus

kelenjar adrenal

pankreas

ovarium

testis

Sumber:

Biology

, Barrett

222

Biologi Kelas XI SMA dan MA

b. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di daerah

leher, di bagian depan kerongkongan.

Kelenjar tiroid menghasilkan

hormon

tiroksin

dan

triiodotironin

. Kedua

hormon ini bekerja sama mengatur

metabolisme organik, mengatur

pertumbuhan dan perkembangan,

serta mengatur aktivitas saraf.

Sintesis hormon tiroksin membu-

tuhkan mineral iodium. Jika konsumsi

iodium kurang memadai, hormon

tiroksin tidak dapat disintesis.

Rendahnya sekresi hormon dari kelenjar tiroid dapat menyebabkan

Hipotiroidisme

. Hipotiroidisme semasa bayi dalam kandungan atau semasa

kanak-kanak akan menyebabkan timbulnya

Kretinisme

. Tanda-tandanya,

antara lain

dwarfisme

(cebol) dan

retardasi mental

(kemunduran mental).

Dwarfisme disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan tulang, sedangkan

retardasi mental disebabkan oleh gagalnya otak untuk berkembang

sepenuhnya.

c. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid. Kelenjar ini

menghasilkan Hormon Paratiroid (HPT). Hormon Paratiroid berfungsi

menjaga stabilitas kadar kalsium dan fosfat di dalam darah. Jika kadar kedua

mineral dalam darah tersebut menurun, kelenjar paratiroid menyekresi HPT.

Hormon ini segera melakukan reabsorpsi ion kalsium yang hampir terbuang

dalam filtrat ginjal, dan merangsang penguraian ion kalsium dalam tulang.

Agar jumlah kalsium dalam tulang tetap stabil perlu bantuan penganti vita-

min D. Vitamin D merangsang penyerapan kalsium dalam usus halus, dan

merangsang reabsorpsi ion kalsium pada tulang. Selain menstabilkan kadar

kalsium dan fosfat dalam darah, HPT juga merangsang proses

osifikasi

(pembentukan tulang) pada saat pembongkaran matriks tulang untuk

menguraikan ion kalsium. Sambil membongkar matriks tulang, HPT

melakukan perubahan pembentukan tulang agar tulang tumbuh semakin

panjang atau semakin besar.

Gambar 8.16

Penyakit gondok

Sumber:

Biology

, Barrett

Sistem Regulasi Manusia

223

d. Kelenjar Pankreas

Kita telah mengenal kelenjar

pankreas pada waktu membahas

sistem pencernaan makanan. Ke–

lenjar pankreas memiliki fungsi

ganda. Selain menghasilkan enzim-

enzim pencernaan, pankreas juga

menghasilkan hormon insulin.

Hormon insulin diproduksi pankreas

di bagian yang disebut

Pulau Langerhans

(Perhatikan Gambar 8.17). Pada

bagian ini terdapat sel-sel pankreas

yang disebut

sel alfa

dan

sel beta

. Sel-

sel beta memproduksi hormon in-

sulin yang berfungsi mengurangi

kadar gula darah yang melebihi

normal dengan cara mengubah gula

darah menjadi gula otot (glikogen).

Apabila sel alfa dan sel beta

mengalami kerusakan, kemampuan–

nya memproduksi hormon insulin

hilang atau berkurang. Dengan

sendirinya produksi hormon insulin

berkurang.

Kekurangan hormon insulin menyebabkan pengaturan kadar gula darah

tidak berlangsung normal, gula darah cenderung di atas normal (perhatikan

Gambar 8.18). Keadaan ini mudah menimbulkan penyakit

kencing manis

(

Dia-

betes Mellitus

).

Gambar 8.17

Struktur pulau langerhans

pankreas

saluran

pankreas

pulau-pulau

langerhans

Sumber:

Biology

, Barrett

Gambar 8.18

Mekanisme umpan balik negatif mengatur produksi hormo insulin

Sumber:

The Study of Biology

, Baker

pankreas mulai

melepas insulin

kadar gula dalam

darah meningkat

pankreas berhenti

melepas insulin

kadar gula dalam

darah menurun

224

Biologi Kelas XI SMA dan MA

e. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)

Kelenjar anak ginjal terletak

menempel di bagian atas ginjal.

Tampak seperti organ tambahan

pada ginjal sehingga disebut

adrenal

.

Kelenjar ini terdiri atas dua lapis

jaringan, lapisan luar berwarna

kuning disebut

korteks adrenal

, dan

lapisan dalam yang terbungkus oleh

korteks berwarna merah muda

disebut

medulla adrenal

(perhatikan

Gambar 8.19).

Korteks adrenal menghasilkan

hormon

aldosteron

, hormon

androgen

,

dan hormon

glukokortikoid

, sedangkan

medula adrenal memproduksi hormon

epinefrin

dan

neropinefrin

. Kedua lapis

adrenal memproduksi hormon di

bawah pengaruh ACTH (

Adreno

corticotropic Hormone

) yang diproduksi

oleh hipofise.

Hormon aldosteron berfungsi

mengatur keseimbangan kadar

garam natrium dan kalium dalam

cairan tubuh. Bagian tubuh yang

dipengaruhi oleh hormon

aldosteron

,

yaitu kelenjar keringat, ginjal, usus,

dan kelenjar liur. Jika tubuh keku-

rangan hormon aldosteron, akan timbul gejala tekanan darah rendah,

dehidrasi berat, dan asidosis (lihat pembahasan tentang ginjal).

Hormon androgen berperan dalam perkembangan kelamin sekunder.

Hormon Glukokortikoid berperan dalam metabolisme karbohidrat. Hormon

ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Jadi, sifat kerjanya antagonis

dengan kerja hormon insulin. Jika hormon ini berkurang (misalnya, akibat

kerusakan adrenal), timbul kelainan yang disebut

penyakit Addison

. Ciri-ciri

penyakit ini, di antaranya tubuh lemah, kadar gula darah rendah (hipo-

glikemia), berat badan turun drastis, tekanan darah rendah, dan mengalami

muntah-muntah.

Hormon

epinefrin

,

neropinefrin

, dan

dopamine

bekerja sama mengaktifkan

bagian-bagian tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom, seperti denyut

jantung, kerja otot polos, kerja saluran pernapasan, kontraksi atau relaksasi

Gambar 8.19

Struktur anak ginjal

Sumber:

Biology

, Barrett

medula

korteks

kelenjar

adrenal

ginjal

ureter

aorta

inferior

vena cava

Sistem Regulasi Manusia

225

otot pembuluh darah, dan kerja otot saluran kencing. Ketiga hormon ini

diproduksi adrenal jika ada rangsangan dari sistem saraf yang berkaitan

dengan keadaan emosional, misalnya pada saat ketakutan, stres, dan marah.

f. Kelenjar Reproduksi

Kelenjar reproduksi, yaitu ovarium pada perempuan dan testis pada

laki-laki. Produksi hormon dari kedua kelenjar tersebut dirangsang oleh

FSH dan LH yang diproduksi oleh hipofise. Hipofise memproduksi FSH

dan LH yang disebabkan oleh rangsangan dari GnRH (

Gonadotropin Releas-

ing Hormone

) yang diproduksi oleh hipotalamus. Gonadotropin, yaitu nama

umum untuk hormon yang dilepaskan oleh hipofise. Gonadotropin adalah

FSH dan LH.

1)

Ovarium

Ovarium menghasilkan hormon

Estrogen

dan

Progesteron

. Aktivitas

ovarium ini berlangsung pada saat anak perempuan beranjak remaja atau

pada masa pubertas. Sebelum masa tersebut, ovarium dalam keadaan inaktif.

Ovarium ada dua buah, masing-masing mengandung sekitar 200.000 buah

bakal sel telur. Setiap bakal sel telur terdapat di dalam kantung yang disebut

folikel

.

FSH

dari

hipofisis

merangsang pematangan folikel. Folikel matang

menghasilkan estrogen. Estrogen mempunyai fungsi untuk merangsang

pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan remaja,

memperbaiki selaput endometrium setelah menstruasi, mencegah

diproduksinya FSH dari hopofisis, dan merangsang diproduksinya LH pada

hipofisis. LH menyebabkan terjadinya ovulasi, yaitu lepasnya ovum dari

folikel. Bekas folikel berubah menjadi struktur yang disebut korpus luteum.

Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.

Progesteron berperan dalam membentuk penebalan lapisan endometrium

agar siap menerima ovum yang telah dibuahi. Progesteron juga menjaga agar

pelekatan lapisan penebalan endometrium terjaga dan mencegah produksi

FSH dan LH dari hipofisis. Jika ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan

hancur. Korpus luteum menyusut serta tidak dapat memproduksi estrogen

dan progesteron. Akibatnya lapisan endometrium luruh (menstruasi), FSH

diproduksi lagi dan merangsang pematangan folikel. Mengenai daur

menstruasi akan dibahas pada bab reproduksi.

Di atas telah dijelaskan bahwa estrogen dan progesteron menghambat

produksi FSH karena adanya FSH, folikel akan menjadi matang. Itulah

sebabnya estrogen dan progesteron dipakai sebagai bahan dalam pil KB. Es-

trogen diperoleh dari umbi

Dioscorea

yang menghasilkan diosgenin. Diosge-

nin diproses menjadi estrogen.

226

Biologi Kelas XI SMA dan MA

2)

Testis

Testis menghasilkan spermatozoid dan hormon testosteron. Spermato-

zoid pembentukannya dirangsang oleh FSH, dan pembentukan hormon

testosteron dirangsang oleh LH. Homon testosteron menyebabkan timbulnya

ciri-ciri kelamin sekunder pada laki-laki.

g. Hormon-Hormon di Lambung dan Usus

Jika dibandingkan dengan sistem saraf, hormon lebih berperan dalam

pengaturan aktivitas sistem pencernaan, misalnya

gastrin

, disekresikan oleh

beberapa sel tertentu pada dinding lambung. Gastrin merangsang sel

dinding lambung lainnya untuk menyekresikan

asam hidroklorat

.

Sekterin

,

dihasilkan oleh sel-sel sepanjang usus 12 jari untuk merangsang pankreas

agar mengeluarkan sejumlah bikarbonat. Bikarbonat ini akan menetralkan

asam lambung yang disekresikan oleh dinding lambung.

Macam-Macam Kerja Hormon

Telah dibahas bahwa setiap hormon berpengaruh pada satu jaringan atau

organ saja. Sebagai contoh:

1)

TSH merangsang kelenjar tiroid

;

2)

ACTH merangsang korteks anak ginjal

;

3)

FSH dan LH hanya memengaruhi jaringan gonad.

Akan tetapi, beberapa hormon bisa memengaruhi lebih dari satu jaringan

sasaran (target). misalnya:

1)

estrogen, hormon utama pada wanita, menyebabkan pertumbuhan

dinding rahim (endometrium) dan kelenjar susu

;

2)

vassopressin memengaruhi kerja ginjal dan otot polos pada pembuluh

darah

;

3)

oksitosin merangsang kontraksi otot polos pada uterus dan saluran

kelenjar susu.

Hormon lainnya berpengaruh terhadap banyak fungsi dari suatu jaringan,

misalnya,

hormon insulin

berpengaruh terhadap metabolisme gula pada

jaringan lemak, hati, otot rangka, dan produksi glikogen oleh sel alpa (

α

)

dalam pankreas.

Sistem Regulasi Manusia

227

C. Koordinasi antara Sistem Saraf dan Sistem

Endokrin

Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf pada pengaturan kerja

tubuh. Hanya sedikit perbedaan mekanisme kerja antara sistem saraf dan

sistem hormon seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8.2

Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon

Seperti halnya sistem saraf, rangsang yang datang akan ditangkap oleh

bagian tubuh yang memiliki sel-sel reseptor, maka sel-sel target dan organ

sasaran dalam sistem hormon harus memiliki reseptor hormon agar dapat

merespons rangsang yang dibawa oleh hormon yang bersangkutan. Bentuk

koordinasi antara sistem saraf dan sistem hormon dapat dikatakan sebagai

koordinasi timbal balik

. Artinya, sistem saraf dapat menjadi pengendali sistem

hormon, juga menjadi bagian target atau sasaran dari sistem hormon. Dengan

kata lain, sistem hormon dapat menjadi pengendali bagi sistem saraf, sekaligus

menjadi target sasaran dari sistem saraf.

Secara struktural, letak kelenjar utama (master gland) menunjukkan

bahwa sistem endokrin memang bekerja sama dengan sistem saraf. Pada saraf

pusat, yaitu otak, terdapat bagian otak yang bekerja sama dengan sistem

endokrin.

Di dalam otak besar terdapat dua bagian otak berukuran kecil yang

peranannya sangat penting, yaitu

talamus

dan

hipotalamus

. Talamus

merupakan bagian yang berperan menjembatani perjalanan rangsang dari

pancaindra (kecuali hidung) menuju korteks wilayah sensoris, perhatikan

Gambar 8.20.

Sistem Saraf

1.

2.

3.

Sistem Hormon

Mengatur respons terhadap

rangsang dari luar tubuh.

Bekerja secara cepat.

Disalurkan melalui sel-sel

saraf

1.

2.

3.

Mengatur respons terhadap

rangsang dari dalam tubuh.

Bekerja secara lembat.

Disalurkan melalui pembuluh

darah, cairan limfe, dan

cairan ekstra sel.

228

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Gambar 8.21

Kelenjar pituari dan organ-organ targetnya

pituitari bagian depan

pituitari bagian belakang

tekanan darah

vasopressin

oxtogin

kontraksi otot

rahim

buah dada

Hormon pertumbuhan

(Growth Hormon) (GH)

ACTH

tirotropin

LH FSH

prolaktin

tulang

tiroid

testis

ovarium

korteks anak ginjal

pertumbuhan kortikosteroid tiroksin testosteron progesteron estrogens

hipotalamus

Sumber:

The Study of Biology

, Baker

Letak hipotalamus, yaitu di

dasar otak besar dan memiliki fungsi

sebagai berikut.

(1) Mengatur sistem hormon.

(2) Mengatur saraf otonom.

(3) Mengatur rasa haus, lapar, kan-

tuk, dan temperatur tubuh.

(4) Meneruskan ekspresi emosi

melalui sistem saraf otonom dan

sistem hormon.

Gambar 8.20

Susunan saraf di otak

Sumber:

Biology

, Barrett

pituitari

hipotalamus

talamus

serebrum

(otak)

korpus

serebelum

batang

medula

oblon

korda

Hipotalamus

(bagian dari sistem saraf) dan

kelenjar pituitari/hipofise

(bagian

dari sistem hormon) berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan

sistem hormon. Rangsang yang datang dari sistem hormon diterima oleh sel-

sel saraf di hipotalamus. Sebagai responsnya, hipotalamus akan

menyekresikan hormon yang sesuai dengan rangsang tersebut. Hormon yang

dihasilkan hipotalamus disebut

hormon hipotalamus

. Hormon hipotalamus

akan mengendalikan hipofise agar mengeluarkan berbagai macam hormon

yang akan menuju sel target. Perhatikan Gambar 8.21. Gambar ini menjelaskan

kelenjar pituari dan organ-organ targetnya.

Sistem Regulasi Manusia

229

D. Sistem Indra

Untuk menangkap berbagai informasi dari lingkungannya, sistem saraf

dilengkapi beberapa macam

reseptor

, yaitu sel-sel saraf sensorik penerima

rangsang yang berada tersebar di seluruh permukaan tubuh (pada kulit),

atau terkumpul menjadi satu di suatu alat tertentu, seperti mata, hidung,

telinga, dan lidah. Kelima bagian tubuh tempat reseptor berada disebut

indra

.

Setiap reseptor hanya menerima jenis perubahan lingkungan dalam

bentuk rangsangan tertentu. Oleh karena itu, reseptor diberi nama menurut

jenis rangsangan yang diterimanya, yaitu sebagai berikut.

1.

Fotoreseptor, penerima rangsang cahaya.

2.

Kemoreseptor, penerima rangsang zat kimia.

3.

Mekanoreseptor, menerima rangsang fisik, misalnya sentuhan.

4.

Audioreseptor, penerima rangsang suara.

5.

Termoreseptor, penerima rangsang panas/temperatur.

1. Mata

Mata sebagai organ penglihat, berbentuk bola dengan diameter sekitar

25 mm. Kedudukan mata dalam tengkorak diperkuat oleh tiga pasang otot

penggerak bola mata. Rongga bola mata tersebut dilengkapi pula dengan

jaringan lemak.

a. Struktur Bola Mata

Bola mata terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.

Kenapa Osteoporosis?

Hormon estrogen memegang peranan penting dalam proses

remodeling

tulang karena estrogen dapat menghambat kerja osteoklas yang

berlebihan. Pada defisiensi estrogen, osteoklas tidak ada yang mengontrol

lagi. Dengan demikian, terjadi reabsorpsi tulang yang berlebihan.

Timbullah osteoporosis. Bagaimana dengan wanita yang sudah memasuki

menopause? Wanita yang sudah memasuki masa menopause kadar

estrogennya menurun drastis. Akibatnya, muncul osteoporosis alias

pengeroposan tulang.

I N F O B I O L O G I

Sumber:

Republika

230

Biologi Kelas XI SMA dan MA

1)

Lapisan Luar

a)

Lapisan yang meliputi bagian belakang disebut

sklera

putih.

b) Lapisan yang ada pada bagian depan disebut

kornea

, tidak berwarna

(transparan).

2)

Lapisan Tengah

Di bagian depan lapisan tengah terdapat otot dan

badan siliaris

, serta

iris

mata

. Iris mata berbentuk lingkaran dan mengandung pigmen. Otot iris

mata dapat melakukan kontraksi (memendek) dan relaksasi (memanjang)

yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya rendah

menyebabkan otot memendek sehingga

pupil

melebar. Pupil merupakan

rongga atau lubang yang dibentuk oleh otot-otot iris mata.

Bagian belakang (yang terletak di rongga mata) dari lapisan tengah

disebut

choroid

. Choroid dipenuhi oleh pembuluh darah untuk menyuplai

oksigen dan sari makanan. Choroid berwarna hitam atau biru kehitaman

sehingga tidak tembus cahaya.

3)

Lapisan Dalam

Lapisan dalam disebut

retina

. Pada lapisan ini terdapat jutaan sel sensorik

yang diberi nama belakang

sel batang

dan

sel kerucut

. Jumlah sel batang

(rod) 20 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sel kerucut (cone).

4)

Lensa

Lensa berbentuk bikonveks dan diikat oleh

jaringan ikat ligamen suspensori

.

Melalui jaringan ikat ligamen ini, lensa dihubungkan dengan otot siliaris.

Lensa bersifat elastis sehingga dapat diubah-ubah bentuknya.

otot dan

badan siliaris

iris

jalur melihat

pupil

akuaeous humor

kornea

ligamen

suspensor

otot mata

konjunktiva

sklera

koroid

retina

fovea

bintik buta

lensa

Gambar 8.22

Potongan melintang mata untuk melihat bagian dalamnya.

Sumber:

Biology

, Barrett

Sistem Regulasi Manusia

231

5)

Vitreous Humor

Vitreous humor

merupakan substansi berupa jeli yang jernih. Substansi

ini mengisi bola mata dan membuat bentuk bola mata membulat. Cairan

vitreous humor yang tidak berguna dibuang melalui saluran kecil.

6)

Aquaeous Humor

Aquaeous humor

merupakan cairan yang terdapat di balik kornea.

Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea

dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.

7)

Fovea (Bintik Kuning)

Bintik kuning merupakan bagian retina yang mengandung reseptor

cahaya. Pada bagian ini, bayangan benda dapat diinterpretasikan oleh

otak. Artinya, jika bayangan benda jatuh pada fovea, kita dapat melihat

benda tersebut.

8)

Bintik Buta

Bintik buta, yaitu bagian mata, tempat serabut saraf yang berasal dari

retina meninggalkan bola mata menuju ke otak. Di bagian bintik buta

tidak ada sel sensorik. Jika bayangan benda jatuh di daerah ini, kita tidak

dapat melihat benda tersebut.

9)

Sel-sel Saraf Mata

Sel saraf mata tersebar di bagian

retina. Ada dua macam sel saraf mata,

yaitu

sel batang

dan

sel kerucut

, dapat

kamu lihat pada Gambar 8.23. Sel

batang sangat peka terhadap inten-

sitas cahaya rendah, tetapi tidak

mampu membedakan warna, dan

berperan untuk penglihatan pada

malam hari (skotopik). Sel-sel ini

tersebar pada seluruh bagian retina,

kecuali pada bintik kuning (fovea

sentralis).

Setiap satu sel batang terdiri atas

segmen dalam

dan

segmen luar

. Segmen

dalam berisi mitokondria, sedangkan

segmen luar berisi sejumlah mem-

bran yang ditempel jutaan molekul

rodopsin. Satu molekul rodopsin

tersusun dari protein

(skotopsin)

dan

retinal

. Retinal terbuat dari vitamin A.

Gambar 8.23

Bentuk sel-sel penglihat

bagian luar sel batang

berbentuk segmen-

segmen yang

mengandung pigmen

bagian luar sel

kerucut yang

berbentuk

segmen

mengandung

pigmen

sel batang

sel kerucut

segmen

luar

segmen

dalam

Sumber:

The Study of Biology

, Baker

232

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Pada saat terang atau siang hari, rodopsin terurai menjadi skotopsin dan

retinal. Jika gelap, skotopsin dan retinal membentuk rodopsin sehingga kita

dapat melihat di kegelapan. Vitamin A merupakan bahan baku pembentuk

rodopsin. Oleh karena itu, kekurangan vitamin A akan menyebabkan jumlah

rodopsin berkurang. Akibatnya, fungsi sel batang untuk ketajaman

penglihatan malam hari akan terganggu. Gangguan ini disebut

rabun senja

(himeralopi).

Sel kerucut sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas tinggi, dan

peka terhadap spektrum cahaya. Oleh karena itu, sel kerucut berperan untuk

penglihatan pada siang hari (fotopik), juga berfungsi untuk membedakan

warna. Sel kerucut mempunyai pigmen penglihatan yang tersusun dari

fotopsin dan retinal. Kombinasi fotopsin dan retinal menyebabkan sel kerucut

dapat menyerap warna. Ada tiga macam kombinasi fotopsin dan retinal, dan

masing-masing peka pada zat warna yang berbeda, yaitu untuk warna hijau,

merah, dan biru. Pigmen pada kerucut baru terurai menjadi fotopsin dan

retinal pada intensitas cahaya tinggi, dan proses pembentukannya

berlangsung dengan cepat. Kekurangan vitamin A dapat mengurangi retinal

pada sel kerucut. Akibatnya, kepekaan sel kerucut terhadap zat warna akan

berkurang.

Retina mengandung sekitar 120 juta sel batang (basilus) dan 5 juta sel

kerucut (konus) pada setiap mata. Sel-sel ini tidak tersebar merata pada

seluruh bagian retina. Sekeliling tepi depan retina banyak mengandung sel

batang, sedangkan dekat pusat belakang mata banyak mengandung sel

kerucut. Pada pusat belakang retina terdapat bagian kecil yang hanya

mengandung sel kerucut, merupakan daerah ketajaman penglihatan terbesar,

disebut

bintik kuning

(fovea sentralis).

KEGIATAN 8.1

Menentukan Bintik Buta

Buatlah tanda titik dan palang seperti contoh di atas pada selembar

karton. Letakkan sekitar 50 cm di depan mata. Tutup mata kiri, dan

pusatkan pandangan mata kanan ke arah tanda palang (+). Dekatkan

perlahan-lahan karton ke arah wajah. Rasakan pada suatu jarak tertentu

tanda titik menghilang dari pandangan. Pada saat itu tanda titik jatuh

pada bintik buta.

+

Sistem Regulasi Manusia

233

b. Proses Melihat

Proses melihat disebut juga memfokuskan bayangan. Hal ini berkaitan

dengan

lintasan cahaya

dan

akomodasi

.

1)

Lintasan cahaya

Cahaya dari luar mengalami pembiasan pada permukaan kornea

sehingga cahaya berkumpul di satu titik. Jumlah cahaya yang masuk

melalui pupil diatur secara refleks dengan cara kontraksi dan relaksasi

iris mata.

Cahaya mengalami pembiasan sejak dari kornea, aquaeous humor,

lensa, sampai pada suatu titik di retina, tepatnya pada bintik kuning.

Bintik kuning ini dipenuhi oleh sel kerucut dan tidak mengandung sel

batang.

2)

Akomodasi

Akomodasi, yaitu kemampuan lensa memfokuskan bayangan benda baik

dari jarak dekat maupun dari jarak jauh. Untuk memfokuskan benda

dari jarak jauh, lensa mata memipih, otot siliaris meregang, dan ligamen

suspensori mengendur (perhatikan Gambar 8.24).

Gambar 8.24

Proses akomodasi untuk objek jarak jauh dan jarak dekat

Sumber:

Biology

, Barrett

otot siliaris

mengendur

melihat jauh

ligamen suspensor

tegang

lensa memipih

fokus di fovea

otot siliaris berkontraksi

ligamen suspensor

mengendur

lensa menebal

melihat dekat

melihat dekat

fokus di fovea

melihat jauh

(a) Akomodasi jarak jauh

(b) Akomodasi jarak dekat

234

Biologi Kelas XI SMA dan MA

2. Telinga

Fungsi utama telinga adalah menerima rangsang bunyi dan sebagai alat

keseimbangan. Secara struktural, telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu

telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Perhatikan Gambar 8.25.

Gambar 8.25

Struktur telinga manusia

Sumber:

Biology

, Barrett

daun telinga

tulang

telinga tengah

saluran semisirkular

telinga dalam

ampula

saraf

pendengaran

ke otak

kohlea (rumah

siput)

utrikulus

sakulus

tingkap oval

tingkap bulat

tuba Eustachiuos

stapes

inkus

maleus

gendang telinga

telinga luar

a. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas

daun telinga

dan

saluran telinga luar

. Telinga luar

dibatasi

oleh gendang telinga

atau

membran timpani

. Daun telinga berfungsi

mengumpulkan suara dan menyalurkannya ke dalam telinga melalui saluran

telinga luar.

b. Telinga Tengah

Telinga tengah merupakan rongga berisi udara dan

tulang-tulang

pendengaran

. Telinga tengah berhubungan dengan faring melalui

saluran

Eustachius

. Hal ini penting untuk mengurangi tekanan udara yang ada di

rongga telinga tengah. Untuk membuka saluran Eustachius dapat dilakukan

dengan cara membuka mulut dan menelan.

Tulang pendengaran ada tiga buah yang saling berhubungan, yaitu

tulang

martil

(maleus),

tulang landasan

(inkus), dan

tulang sanggurdi

(stapes). Ketiga

tulang ini memancarkan getaran bunyi dari gendang telinga menuju ke jendela

oval yang menjadi pintu masuk ke telinga dalam.

Sistem Regulasi Manusia

235

c. Telinga Dalam

Telinga dalam merupakan bagian

yang berisi cairan. Telinga dalam berisi

kohlea (rumah siput), lihat Gambar

8.26. Tiga saluran semisirkular,

ampula, utrikulus, dan sakulus.

Pada kohlea atau rumah siput

terdapat

organ corti

, yaitu organ yang

mengandung

sel-sel sensoris

untuk

menyampaikan getaran bunyi ke

otak agar diolah menjadi suara.

Jika kohlea diluruskan dan dibuka, dapat kita lihat tiga saluran, yaitu

skala vestibuli

,

skala media

, dan

skala timpani

. Tingkap oval merupakan lubang

menuju skala vestibuli, sedangkan tingkap bundar merupakan ujung skala

timpani. Skala media ujungnya tertutup (lihat Gambar 8.27).

Semua saluran dalam kohlea dipenuhi oleh cairan limfe yang sama

komposisinya dengan cairan sel. Cairan ini berfungsi sebagai medium untuk

merambatnya bunyi dalam kohlea.

Gambar 8.26

Bentuk kohlea

gelombang bunyi

dari stapes

organ korti

sel sensorik

endolymph

perylimph

jendela oval

pelacak bunyi

rendah

stapes

jendela

bulat

pelacak bunyi tinggi

selaput vibrasi

saraf audio ke otak

Sumber:

Biology

, Barrett

Di antara ketiga saluran, terbentang selapis bagian yang dipenuhi oleh

sel-sel reseptor bunyi. Bagian ini disebut

organ korti

. Bagian ini yang

menangkap suara untuk diteruskan ke otak sebagai rangsang bunyi, dan

disebut dengan

proses mendengar

. Proses mendengar dapat dijelaskan sebagai

berikut: getaran suara masuk ke telinga luar

;

telinga luar membantu

memusatkan bunyi masuk ke saluran telinga dan menggetarkan gendang

telinga

;

gendang telinga meneruskan getaran suara ke tulang-tulang

pendengaran di telinga tengah yang terdiri atas tulang martil (maleus), tulang

landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes)

;

selanjutnya getaran suara

Sumber:

Biology for file, 1986

Gambar 8.27

Struktur dalam kohlea

236

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Gambar 8.29

Saluran semisirkularis

ampula

utriculus

sakulus

kohlea

saluran horizontal

saluran

vertikal

masuk ke telinga bagian dalam melalui selaput tingkap oval dan

menggetarkan cairan limfe yang terdapat dalam skala vestibuli. Tekanan yang

timbul akibat getaran pada skala vestibuli ditahan oleh selaput tingkap bundar

yang lentur. Hal ini dapat terjadi karena antara skala vestibuli dan skala tim-

pani dihubungkan dengan lubang kecil yang disebut

helikotrema

.

Tahap terakhir, yaitu getaran

diterima oleh sel-sel reseptor pada

organ korti. Rangsang getaran ini

diubah menjadi impuls listrik dan

diteruskan ke otak. Getaran udara

yang ditangkap sebagai suara, yaitu

berkekuatan 20 - 20.000 Hertz.

Selain sebagai alat pendengaran,

telinga berfungsi pula sebagai alat

keseimbangan tubuh. Di telinga ba-

gian dalam, dekat rumah siput ter-

dapat alat berupa tiga buah saluran

setengah lingkaran (

kanalis semisir-

kunalis

), seperti yang kamu lihat pada

Gambar 8.29. Ujung setiap saluran

menggembung, dinamakan ampula

yang berisi cairan limfe. Di dalam

ampula terdapat sekat kupula yang

bentuknya seperti kerucut (lihat

Gambar 8.30).

Di dalam kupula terdapat sel-sel

reseptor berupa sel-sel rambut. Pada

saat kepala berputar ke satu sisi,

cairan limfe mengalir ke arah kupula.

Kupula bergetar dan menggetarkan

pula sel-sel rambut. Getaran ini di-

lanjutkan ke otak agar terbentuk

perintah menyeimbangkan tubuh

dan kita merasakan gerakan kepala

(keseimbangan dinamis).

Sakulus dan utrikulus berisi

reseptor untuk mengetahui kedudu-

kan kepala (keseimbangan). Reseptor

ini disebut makula. Di dalam sakulus

dan utrikulus terdapat benda berupa

jeli berisi partikel seperti kapur yang

Gambar 8.30

Bagian dalam ampula

Sumber:

Biology

, Barrett

arah putaran kepala

dan saluran

semisirkular ke kiri

cairan menekan

kupula ke arah kanan

sel-sel

sensor

saraf

sensorik

ke otak

arah gerak

cairan

saluran

semisirkular

Gambar 8.31

Otolith

Sumber:

Biology

, Barrett

endolymph

sel rambut (sensorik)

kepala

menunduk

serabut saraf

sel rambut

(sensorik)

Sumber:

Biology

, Barrett

Sistem Regulasi Manusia

237

disebut otolith (perhatikan Gambar 8.31). Otolith merangsang sel sensorik.

Jika kepala miring, otolith bergerak ke tempat baru yang berlawanan arah

dengan kepala.

Sebagai penambah pengetahuanmu tentang indra, buatlah makalah tentang

kulit manusia. Informasikan apakah kulit dapat dikategorikan sebagai alat

indra?

Tugas

E. Kelainan pada Sistem Regulasi

Dengan perannya yang begitu luas bagi berbagai kerja tubuh, gangguan

atau kelainan pada sistem regulasi dengan sendirinya akan menimbulkan

penyakit atau kelainan pada organ-organ tubuh. Berikut ini contoh-contohnya.

1.

Ketidakmampuan pankreas menghasilkan hormon insulin menyebabkan

timbulnya penyakit Diabetes mellitus.

2.

Ketidakmampuan tubuh menghasilkan hormon antidiuretik (ADH),

menyebabkan penderita tidak mampu mengendalikan mekanisme

kencing, disebut penyakit Diabetes insipidus.

3.

Kekurangan hormon tumbuh (Growth Hormon), penderita bertubuh

cebol.

4.

Jika saraf-saraf otonom rusak, akan timbul kelainan pada kerja jantung,

kerja paru-paru, lambung, usus, ginjal dan hampir semua organ tubuh.

5.

Kerusakan pada otak menyebabkan kelumpuhan otot-otot rangka.

6.

Kekurangan hormon tiroksin menyebabkan penyakit gondok.

7.

Kebutaan, tuli, katarak.

Pada masa lalu, kelainan sistem koordinasi sulit mencari pengobatan dan

penyembuhannya. Namun, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, banyak kelainan dan penyakit dapat disembuhkan. Kemajuan

bioteknologi modern dengan teknik rekayasa genetika, semakin memberikan

harapan cerah bagi penyembuhan berbagai kelainan. Teknik pembuatan DNA

rekombinan telah berhasil menemukan cara memproduksi berbagai hormon

secara massal, di antaranya hormon insulin dan hormon pertumbuhan

(Growth Hormon). Penemuan ini berhasil mengurangi jumlah penderita dia-

betes dan cebol/pendek.

238

Biologi Kelas XI SMA dan MA

Rangkuman

1.

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan susmsum tulang belakang,

sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf sensorik dan saraf

motorik.

2.

Saraf sensorik dan saraf motorik ada yang bekerja di bawah kontrol

saraf sadar, ada pula yang bekerja di bawah kontrol saraf tak sadar.

3.

Saraf yang bekerja di bawah kesadaran meliputi saraf spinal (31

pasang saraf) dan saraf kranial (12 pasang saraf). Saraf yang bekerja

di bawah saraf tak sadar meliputi saraf simpatetik dan saraf

parasimpatetik. Kedua sistem ini termasuk sistem saraf otonom.

4.

Satuan terkecil dari fungsi saraf yaitu refleks. Ada refleks yang

melibatkan otak, dan sabagian besar refleks yang melibatkan

sumsum tulang belakang.

5.

Sel-sel saraf menyampaikan rangsangan melalui pembentukan

sinapsis. Pada sinapsis kimia, hubungan antara neuron dibatasi

oleh celah sinaps. Di ujung akson pada celah sinaps banyak vesikel

(kantung kecil) yang melepaskan neourotransmiter.

6.

Banyak obat-obatan yang berpengaruh kuat pada sistem saraf.

Obat-obatan ini bersifat sedatif, stimulans, halusinogen dan

paintkiller. Obat-obatan ini menimbulkan ketergantungan bila

diguanakan tidak pada tempatnya atau digunakan berlebihan (over

dosis)

7.

Sistem saraf dilengkapi dengan alat indra yang mengandung sel-

sel saraf sensorik sebagai reseptor rangsang dari luar. Indra ini

terdiri atas mata (reseptor cahaya), telinga (reseptor bunyi), hidung

(reseptor pembau), lidah (reseptor rasa), dan kulit (reseptor panas,

dingin, dan nyeri)

8.

Sistem saraf bekerja sama dengan sistem hormon. Hormon

dialirkan melalui pembuluh darah atau melalui cairan antar sel.

Efek kerjanya lebih lambat daripada sistem saraf. Penghasil hormon

disebut kelenjar, di antaranya hipofise, tiroid, paratiroid, pankreas,

adrenal, ovarium dan testis.

Kata Kunci

bintik buta

dendrit

dwarfisme

goiter

himeralopi

hormon

impuls

indra

neurit

refleks

reseptor

serebrum

serebelum

sinapsis

Sistem Regulasi Manusia

239

Evaluasi Akhir Bab

A. Pilih jawaban yang paling tepat.

1.

Sistem koordinasi meliputi kerja sama antara . . . .

A. sistem saraf dan sistem hormon

B.

sistem saraf dan sistem indra

C. sistem indra dan sistem hormon

D. sistem saraf dan sistem otonom

E.

sistem indra dan sistem otonom

2.

Gerakan tubuh karena ada koordinasi antara sel-sel saraf dengan pusat

saraf, dan terjadi secara spontan merupakan gerak . . . .

A. bawah sadar

D. otonom

B.

bawah tak sadar

E.

refleks

C. sinapsis

3.

Manakah pernyataan yang sesuai dengan refleks?

Pilihan

Refleks Spinal

Refleks Serebral

A.

Berkedip

Bersin

B.

Menarik tangan dari

Batuk

tusukan jarum

C.

Menarik kaki dari bara

Menarik tangan dari

panci panas

D.

Bersin

Menarik kaki dari bara

E.

Batuk

Terkejut

4.

Berikut ini organ-organ yang berkerja di bawah kendali saraf otonom,

kecuali . . . .

A. lambung

D. usus

B.

paru-paru

E.

tangan

C. jantung

5.

Hal-hal yang terjadi pada sinapsis yaitu sebagai berikut,

kecuali

. . . .

A. sel saraf sedang berada dalam keadaan polarisasi

B.

sel saraf sedang mengalami depolarisasi

C. pada sel saraf terjadi potensial aksi

D. rangsang disampaikan melalui neurotransmitter

E.

konsentrasi ion-ion lebih tinggi dalam sel saraf dibandingkan di luar

sel saraf

240

Biologi Kelas XI SMA dan MA

1

2

3

4

5

6.

Jika kita bekerja pada malam hari, bagian mata yang mengatur masuknya

cahaya, yaitu . . . .

A. sel batang

D. koroid

B.

sel kerucut

E.

kornea

C. bintik kuning

7.

Bagian mata yang memiliki pigmen untuk mengatur masuknya cahaya,

yaitu . . . .

A. sklera

D. koroid

B.

iris

E.

bintik kuning

C. pupil

8.

Ciri-ciri mata yang mengalami miopi adalah sebagai berikut,

kecuali

. . . .

A. benda yang jaraknya jauh terlihat kabur

B.

lensa mata terlalu pipih

C. bayangan benda jatuh di dekat retina

D. dapat dikoreksi dengan kacamata minus

E.

benda yang jaraknya dekat, bayangannya jatuh pada retina

Untuk nomor 9 dan 10, perhatikan gambar telinga berikut ini

!

9.

Urutan bagian telinga yang dilalui oleh gelombang bunyi adalah . . . .

A. 1, 2, 3, 4, 5

D. 2, 3, 4, 5

B.

1, 2, 3, 4

E.

1, 2, 4, 5

C. 1, 3, 4, 5

10. Alat keseimbangan tubuh dibantu dengan bagian yang diberi nomor . . .

A. 1

D. 4

B.

2

E.

5

C. 3

11. Master gland menyekresi hormon ACTH dengan target organ, yaitu . . . .

A. tiroid

D. pankreas

B.

anak ginjal

E.

hipofise

C. ovarium

Sistem Regulasi Manusia

241

1

2

3

4

5

6

12. Kelainan yang diakibatkan oleh hipertiroidisme, dengan gejala suhu

tubuh meningkat, denyut jantung meningkat, tangan gemetar, gondok,

bicara cepat, berat badan berkurang, merupakan penyakit . . . .

A. goiter

D. kretinisme

B.

gigantisme

E.

dwarfisme

C. exophtalmic

Untuk nomor 13 dan 14, perhatikan gambar berikut.

13. Kadar gula dalam darah dipengaruhi oleh aktivitas hormon yang

disekreksi oleh . . .

A. 1 dan 2

D. 5 dan 6

B.

3 dan 4

E.

3 dan 5

C. 4 dan 5

14. Pertumbuhan badan kita dipengaruhi oleh hormon yang disekresi pada

kelenjar nomor . . .

A. 1

D. 4

B.

2

E.

5

C. 3

15. Pil KB dan suntik KB merupakan zat kimia yang mengandung hormon

pencegah ovulasi. Artinya, dalam pil dan cairan suntikan tersebut

terdapat hormon . . . .

A. folikle stimulating hormon

B.

progesteron

C. lutinizing hormon

D. testosteron

E.

endrogen

242

Biologi Kelas XI SMA dan MA

B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.

1.

Sebutkan dua contoh persamaan dan empat perbedaan antara sistem saraf

dan sistem endokrin

!

2.

Lengkung refleks merupakan unit fungsional dari sistem saraf. Lengkung

refleks ini dibangun oleh apa?

3.

Apa yang dimaksud dengan saraf simpatetik dan parasimpatetik? Berikan

masing-masing empat contoh pengaruh pada organ-organ tertentu

!

4.

Gambarlah sebuah sinapsis

!

5.

Hormon apa saja yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal? Sebutkan

fungsinya masing-masing

!

C. Kerjakan tugas berikut ini secara berkelompok.

Kumpulkan berbagai artikel tentang pengaruh rokok dan narkoba

terhadap sistem koordinasi. Artikel dapat diambil dari koran, majalah,

internet. Buatlah dalam bentuk kliping, minimal 10 artikel. Siapkan resume

dari isi artikel tersebut untuk dipresentasikan.